Cara Bandar Bekerja, Tanpa Mengalami Kerugian

SKENARIO BANDAR TERSIMPEL

Anggaplah ada 2 bandar saham, mereka ketemuan, ngobrol-ngobrol, membicarakan tentang budget dan target, Misalkan ada 2 bandar yg ditugaskan untuk kerjasama, satu bandar lama si A yang punya saham (500rb lot di avg 200, yg nilainya berarti 10 milyar rupiah) dan uang 5 milyar sedangkan bandar yg baru si B (tidak punya barang sama sekali) tapi dia punya uang 15 milyar. Keaktifan harian tanpa sahamnya dibandari adalah 20rb lot, yang berarti dalam 1 hari ada kemungkinan org buang barang 20rb lot (belum termasuk cutloss dan lain2), terus mereka budgetin :

Modal si A :

• 500rb lot barang

• 4 milyar buyback barang retail (akum avg down)

• 5 milyar buat haka waktu dah selesai,

• 1 milyar buat fee transaksi sekuritas dll untuk kepentingan gandain volume saat goreng nanti

Modal di B :

• 5 milyar buy barang retail

• 5 milyar buat haka waktu selesai akum

• 1 milyar fee buat pemilik emiten

• 1 milyar buat goreng berita

• 2 milyar fee bandar utama (akan dijelaskan di cerita berikutnya)

• 1 milyar buat budget fee gandain volume transaksi saat goreng.

Kemudian si A dan si B buat skenario project gorengannya, ini mau diturunin berapa persen? ARB in 8 kali aja.. Oke sip! si A ARBin langsung pake 100rb lot HAKI (barang avg 200, total modal ARB = 2 Milyar)

Sampai disini pasti akan bertanya-tanya "loh bang itu gk rugi apa ntar si A kalau jual senilai 2 milyar?"

Jawabannya simpel, tidak rugi sama sekali karena sebelum mereka buang, si A sebagai bandar utama minta si B transfer ke rekeningnya 2 Milyar (jadi seperti udah emang itu barang bandar si B), untuk menjaga agar bisa ARB terus-terusan si B seolah olah menjadi Big Fund yang lihat peluang dia Haka antrian si A di harga arb, nah di fase ini para penganut bandarmology pemula akan ikut-ikutan beli harga arb, padahal itu tindakan salah (trap), karena si B ketika berhasil beli barang si A, dia akan antrikan harga di arb pada saat itu juga, sehingga yg ada antrian harga di arb terlihat begitu banyak sehingga semua pihak yang punya barang akan dihadapkan dengan fear yg sangat besar sehingga ikut-ikutan antri jual. Ya iyalah, iya kalau bandarnya ARBin cuman 2 kali, kalau 4-5 kali ya boncos bro retailnya. Makanya penganut bandarmology advance, dan para bandar kecil jarang ikut masuk kalau belum turun lebih dari 60% harganya.

Lanjut, selama ARB si A bertugas untuk beli saham retail yang diantrikan, kemudian diantrikan juga di harga ARB, tapi untuk kemudian hari, yang bertugas mengumpulkan adalah si B. Ketika budget akum 5M si B sudah habis namun belum sampai arb 8 kali, si A lanjut arb in sambil avg down sampai benar-benar 8 kali arb.

a. Jika terindikasi pada saat arb ada pihak yang ikut mengumpulkan. maka harga akan ditahan bahkan diturunkan sampai ke 50 menunggu pihak tersebut antri jual, dan kemudian si A dan si B haka barang orang tersebut dengan modal hakanya, baru lanjut normal seperti opsi b dibawah ini.

b. Jika tidak ada indikasi penumpang gelap, maka si A dan si B akan haka dan meng ARA kan sahamnya di sesi 1 dan di sesi 2 biasanya muncul beberapa orang yang spekulasi masuk dan ikutan antri sehingga bandar ditemani retail bersama-sama antri dan berebut haka di hari berikutnya, sehingga biasanya tidak sampai 5 menit harga sahamnya ARA, si B kemudian akan memberikan 1 milyar kepada pemilik emiten untuk kepentingan menggoreng berita (diposisi ini mendadak ada good news) biasanya untuk membuat berita butuh 1 minggu an sebelum dipublish, bayangkan saja kalau misal ARA 3 hari berturut-turut harga sahamnya udah recovery ke berapa tuh dan juga disini posisinya si A berhasil avg down, si B berhasil masuk, jadi hari ke 1, 2, 3 udah pasti ara (estimasi bandar habis masing-masing 1 milyar buat haka, jadi sisa 4 milyar) hari ke 4 dan 5 bandar berusaha nahan harga agar tidak jatuh dengan sisa dana budget haka dengan persiapan gelombang goreng kedua, sekaligus menghindari suspen, hari ke 6 dan 7 berita good news keluar di ara in lagi, disini ada clickbait bagi retail untuk masuk karena goodnews yang beredar.

Dua minggu selanjutnya ketika retail pada euphoria.. si A akan keluar sebagian dananya (untuk kembaliin modal uang cash senilai 5 milyar), si B akan keluar juga sampai modalnya seluruhnya kembali plus cuannya diambil dari total modal (normalnya 25% dari total uang yang ia keluarkan).

Nah setelah itu poject goreng akan dinyatakan berhasil dan barulah si B membayar 1M ke pemiliknya, dari sini kita tau bahwa si A sebagai bandar utama tidak mendapatkan keuntungan material atau cash, namun ia mendapatkan avg yang lebih rendah dan jumlah lot lebih banyak, modalnya yang cash kembali, dan ia juga masih ada floating gain yang besar, which is meskipun dia mau buang semua barangnya ya gk bakal rugi. Si B sebagai bandar asisten mendapatkan profit utama 25% dari modal ditambah dengan sisa lot yang belum terjualkan (gk boleh dijual juga karena sudah cuan 25% dari goreng bersama si A).

Pertanyaan yang sering muncul pada titik ini.. si A sama si B mungkin gk jual barang sisanya? nggak mungkin lah bro, soalnya dengan dia nyisihin barang di emiten yang habis ia goreng, ketika mereka mau nggoreng saham emiten itu lagi, mereka bisa lakuin dengan modal yang lebih rendah.

Jadi jangan heran lagi ya, kalau ada yang bilang avg bandar di harga 300 harga sekarang 100.. gak mungkin bandarnya nyangkut wkwkwk kalau ritel nyangkut mah banyak.

Glosarium :

  • ARA adalah Auto Rejection Atas diartikan sebagai batasan maksimal kenaikan harga sebuah saham dalam waktu satu hari perdagangan bursa.
  • ARB adalah Auto Rejection Bawah diartikan sebagai batasan maksimal penurunan harga sebuah saham dalam waktu satu hari perdagangan bursa.
  • HAKA adalah (Hajar Kanan) ini merupakan strategi untuk membeli (bid) saham dengan memasang pada harga terbaik yang biasanya terdapat di posisi teratas kolom offer/ask (antrian jual) dengan harapan mendapatkan saham tersebut dengan cepat.
  • HAKI adalah (Hajar Kiri) ini merupakan strategi untuk menjual (offer) saham dengan memasang pada harga terbaik yang biasanya terdapat di posisi teratas kolom bid (antrian beli) dengan harapan menjual saham tersebut dengan cepat.
  • LOT adalah satuan yang dipakai dalam perdagangan saham di pasar modal. Perdagangan di pasar reguler maupun pasar tunai harus dalam satuan lot atau kelipatannya. Mengacu pada regulasi saat ini, 1 lot terdiri atas 100 saham.
  • Avg (Average) adalah rata-rata harga saham yang dimiliki oleh investor.

Comments

Popular posts from this blog

Ajaib Sekuritas - Daftar Dengan Link Kode Referral Agar Dapat Bonus 1 Lot Saham

Trading dan Investing dengan Mirae Asset Sekuritas menggunakan aplikasi baru MStock

Buka Akun Saham Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) dapat hadiah ETF senilai 120k